Langsung ke konten utama

Bike 2 work itu tentang kasta

Bike to work (b2w).
Naik sepeda ke tempat kerja.
Gagah bener kegiatan itu kayaknya. Bike to work. Mengurangi kemacetan, mengurangi polusi sekaligus berolahraga. Sebuah kegiatan individu ato komunitas yang mungkin berdampak besar di jaman ketika pemanasan global adalah ancaman yang setara dengan godzilla di dunia fiksi.

Itu bagi kalangan kelas menengah atas.
Tapi bagi kalangan rakyat jelata di pedesaan dan kota2 kecil, bike to work itu barang basi. Bagi kalangan grassroot (ini istilah politik utk menyebut kalangan bawah ya?), b2w itu tak tumbuh (mungkin) dari kesadaran akan ancaman globalwarming, tapi dari tuntutan kehidupan yang memang tak punya opsi yang banyak utk memilih dengan apa mereka akan berangkat bekerja. jalankaki, bersepeda, angkot, andong, ato malah kerbau.

kehidupan pedesaan adalah kehidupan yang bersahaja. meskipun mungkin kebersahajaan itu terkikis oleh pendewaan pada materialisme. Hidup dipandang dari barang apa dan merk apa yang kau punya dan kau pakai. Kaos memang kaos, tapi swan tentu tak selevel dengan 3second ato skater.

s.m.a ku dulu di sebuah kota kecil di gresik utara. Sebuah kota kawedanan. dilewati jalurpantura jika kita hendak menuju ke makam sunan drajat dan sunan bonang.  terletak tak jauh dari bukit kapur tempat petilasan sunan kalijogo sewaktu masih bernama brandal lokajaya. namanya kota sedayu ( terlalu wah klo di sebut kota, tapi tak apalah ). bagi desa2 di sekitarnya, sedayu adalah pusat pemerintahan. Disitu ada alun2, masjid jami', dan makam seorang kiai terkenal yang berjuluk: kanjeng sepuh.

Seperti jaring laba2, dengan sedayu sebagai pusat, dan desa2 lain tersebar merata ke segala arah. Maka sedayu juga menjadi pusat ekonomi, pendidikan dan lain2.

sekolah ku, jika bisa di tempuh dengan 4 moda transportasi: jalan, sepedamotor, bis mini, angkot. Kenapa sepeda (onthel) tak termasuk? Apakah itu berarti  masyarakat sedayu tak ada yang punya sepeda? Berikut saya jelaskan.

Kampung ato desa2 di sekitar sedayu ada yang jarak nya 10km bahkan lebih, dari sedayu. Dan kawan2 ku itu tak semuanya orang kaya, tapi, tak ada satupun dari mereka yang memakai sepeda. padahal sekolah tak melarang muridnya membawa sepeda. Kasta terendah 4 moda transportasi tadi adalah jalankaki. Membawa mobil ato di antar sopir pribadi itu tak masuk dalam kasta kita. Itu sudah separuh dewa. Tapi, ada lagi kasta yang lebih rendah dari jalankaki, yaitu naik sepeda onthel !!!

Kenapa naik sepeda lebih rendah kastanya daripada jalan kaki? Itu mungkin karena sindrom rendahdiri yang kompleks. Rendahdiri plus tak percayadiri. tapi, kawan2ku itu ada yang naik sepeda kok. Tak mungkin lah bagi kawan ku yang kampung nya terletak jauh dari jalanraya, terletak di tengah belantara sawah, tegal dan tambak itu harus jalankaki berkilo2meter jauhnya. Angkot pun tak bisa masuk dengan kondisi jalan yang masih berbatu dan setapak. kawan ku yang tak punya sepedamotor dan tak bisa naik angkot itu tetap harus naik sepeda untuk mencapai jalanraya ato kampung terdekat yang jadi trayek angkot.

Terus sepeda mereka diparkir ato di lipat kemudian di bawa naik angkot atau bagaimana?

rendahdiri plus tak percayadiri.
demi menutupi hal itu, dan agar naik ke kasta yang lebih tinggi, sepeda2 kawan ku itu mereka parkir di penitipan sepeda yang ada di perempatan ato pertigaan yang ada di jalurbus ato angkot. Dan, kemudian mereka pindah moda transportasi ke bus, angkot, ato jalankaki. ya, mereka lebih memilih jalankaki ke sekolah (dan memarkir sepeda nya) daripada mereka terlihat oleh seisi sekolah klo mereka ke sekolah dengan bersepeda.
Mau di taruh dimana muka mereka?
Bersepeda itu menurunkan martabat dan kejantanan. Bersepeda itu lebih memalukan daripada jalan.
Mengapa bisa begitu??
Ah, itu terlalu kompleks utk di jelaskan dalam satu tepukan tangan.

b2w itu bisa jadi, jika dilihat dari luar sudutpandang globalwarming, adalah juga suatu cara untuk mengangkat harkat sepeda ke kasta yang lebih tinggi. Meskipun - bagi kalangan kelas menengah atas yang memperlakukan sepeda dan kegiatan b2w sekedar hobi ato gerakan moral - sepeda mereka itu bukan barang sederhana, murah dan berasal dari kasta rendah. Sepeda2 mereka bisa berharga sebuah sepedamotor sport buatan lokal.

apa arti bike to work bagiku??
bukan gerakanmoral ato kepedulian pada isu global, tapi keterpakasaan yang berujung pada kesadaran.
Terpaksa, karena itu transportasi yang paling murah dan sederhana.
Kesadaran, karena tubuh ku butuh gerak dan olahraga.
.... Simpel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOKHIVE kulonuwon di SURABAYA

Kemudian kita taruh rak2 buku itu dipojokan2 ruang publik agar masyarakat bebas membaca dan mengakses pengetahuan sembari mereka mengantre atau nyantai menunggu sesuatu. Begitulah ... Seseorang atau sebuah komunitas punya ide yang nampaknya utopis tapi persetanlah ... Ide harus di wujudkan. Meskipun nanti akhirnya rak2 itu hanya menjadi semacam pemanis atau semacam formalitas sebuah instansi agar dipandang berbudaya. Ya ... Konsep menempatkan rak2 buku lengkap dengan buku2 bacaan ringan di ruang publik memang  bukan hal baru. Lalu apa yg membedakan #bookhive dgn semisal perpus gratis yg digagas pak sutopo tukang becak di jogja, pak sugeng hariyono tukang tambalban di lampung, dan fauzi tukang jamu dari sidoarjo, atau lapak2 baca gratis semacam ALS ( ALIANSI LITERASI SURABAYA) yg melapak dibeberapa spot taman kota surabaya dengan deg2an karena seringkali berhadap2an dengan aparat keamanan karena dianggap mengganggu estetika taman kota. Apa bedanya? Apa beda esteh

Hujan kesedihan

Siapa yang bisa menyalahkan orang2 yang melekatkan kesedihan pada hujan?. ...... ketika adam terlempar ke bumi, terpisah dari tulang rusuk nya sendiri kemudian hujan yang pertama baginya datang, apa yang ia lakukan? Mungkin dari sanalah hujan mendapatkan peran sebagai kembaran kesedihan. ..... Aku tak ingin memberi mu kesedihan lewat hujan. Kau sendiri yang tiba2 mengirim pesan pendek padaku, berkata: aku takut pada kesepian. Aku takut hujan yang menambah panjang kesepian. Aku takut hujan yang menambah panjang kesepian yang selalu berujung pada kesedihan. ..... bukan hujan yang memperpanjang kesepian. Bukan kesepian yang memojokkan mu pada kesedihan. Bukan pula hujan yang melahirkan kedua nya. Tapi kamulah penyebab nya ..... Kau lah yang tak juga beranjak dari kesedihan yang kau bangun sendiri. Kesedihan yang Kau pupuk dengan kebahagiaan2 semu. Kebahagiaan yang kau peras dari kesedihan orang lain. ....

Janji menulis puisi

Anggaplah ini janji .... Tapi kau tak punya kewajiban menagih. Setelah pertemuan ini, aku ingin menulis puisi. Tentang apa, itu perkara nanti. Sebab aku menolak kau remehkan. Aku tak mau kau anggap, sekedar, kenangan. Kenangan pada meja. Pada cangkir cafe yang wah. Pada pigura yang terpampang di dinding-dinding tua. Aku menolak kau banding-bandingkan dengan rasa kopi favorit mu. Kopi pahit yang punya nama asing itu yang tak pernah ku ingat itu. Setelah pertemuan ini ... Setelah pertemuan ini, kemana kau akan pergi? Kemana kau akan pulang? Mengapa kau tak menanyakan dua hal itu padaku? Kau tak perlu bertanya: Puisi ini untuk ku atau siapa? Nanti saja ku jawab kalau puisi itu sudah jadi.  Atau tak jadi. Kalau tak jadi, itu lebih baik. Aku tak berhutang apapun padamu. Dan kau tak perlu menagih apapun ke aku. .... Kau ku bebaskan membanding bandingkan ku dengan segala perabot dan tetek bengek kenangan mu. @kampoengILMU 26/05/14