Langsung ke konten utama

Rencana Berciuman ( sebuah sajak KIKI SULISTYO )

Rencana Berciuman 

 ke tempat gelap, 
ke tempat lembab kita bakal berlatih 
memainkan sulap bibirmu yang fasih melafal puisi 
 bibbirku yang letih meliurkan sunyi 
 bagaimana bila kita tukar keduanya 
 agar kau mengerti rasanya sendiri 
 dan aku memahami lekuk-liku puisi 


tapi tunggu, ada sekerumun pemabuk di situ 
 ada anjing yang terkejut oleh bau tubuhmu 
 kita bicara sebentar tentang halaman sebuah koran 
 atau pengarang yang mencuri cerita orang 
 kalau pemabuk telah pindah 
 dan anjing berlari tak tentu arah 
 lafalkan puisi itu sementara sunyi 
berkerumun di bibirku

 ingat, pada saat yang tepat 
 keduanya bakal bertukar tempat 
 puisimu berayun di sunyi bibirku 
 sunyiku berdentum di bibir puisimu 

 2013


sajak2 kiki yang lain ada di
puisikompas.wordpress.com/2013/01/29/puisi-kiki-sulistyo-2/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOKHIVE kulonuwon di SURABAYA

Kemudian kita taruh rak2 buku itu dipojokan2 ruang publik agar masyarakat bebas membaca dan mengakses pengetahuan sembari mereka mengantre atau nyantai menunggu sesuatu. Begitulah ... Seseorang atau sebuah komunitas punya ide yang nampaknya utopis tapi persetanlah ... Ide harus di wujudkan. Meskipun nanti akhirnya rak2 itu hanya menjadi semacam pemanis atau semacam formalitas sebuah instansi agar dipandang berbudaya. Ya ... Konsep menempatkan rak2 buku lengkap dengan buku2 bacaan ringan di ruang publik memang  bukan hal baru. Lalu apa yg membedakan #bookhive dgn semisal perpus gratis yg digagas pak sutopo tukang becak di jogja, pak sugeng hariyono tukang tambalban di lampung, dan fauzi tukang jamu dari sidoarjo, atau lapak2 baca gratis semacam ALS ( ALIANSI LITERASI SURABAYA) yg melapak dibeberapa spot taman kota surabaya dengan deg2an karena seringkali berhadap2an dengan aparat keamanan karena dianggap mengganggu estetika taman kota. Apa bedanya? Apa beda esteh

Hujan kesedihan

Siapa yang bisa menyalahkan orang2 yang melekatkan kesedihan pada hujan?. ...... ketika adam terlempar ke bumi, terpisah dari tulang rusuk nya sendiri kemudian hujan yang pertama baginya datang, apa yang ia lakukan? Mungkin dari sanalah hujan mendapatkan peran sebagai kembaran kesedihan. ..... Aku tak ingin memberi mu kesedihan lewat hujan. Kau sendiri yang tiba2 mengirim pesan pendek padaku, berkata: aku takut pada kesepian. Aku takut hujan yang menambah panjang kesepian. Aku takut hujan yang menambah panjang kesepian yang selalu berujung pada kesedihan. ..... bukan hujan yang memperpanjang kesepian. Bukan kesepian yang memojokkan mu pada kesedihan. Bukan pula hujan yang melahirkan kedua nya. Tapi kamulah penyebab nya ..... Kau lah yang tak juga beranjak dari kesedihan yang kau bangun sendiri. Kesedihan yang Kau pupuk dengan kebahagiaan2 semu. Kebahagiaan yang kau peras dari kesedihan orang lain. ....

Janji menulis puisi

Anggaplah ini janji .... Tapi kau tak punya kewajiban menagih. Setelah pertemuan ini, aku ingin menulis puisi. Tentang apa, itu perkara nanti. Sebab aku menolak kau remehkan. Aku tak mau kau anggap, sekedar, kenangan. Kenangan pada meja. Pada cangkir cafe yang wah. Pada pigura yang terpampang di dinding-dinding tua. Aku menolak kau banding-bandingkan dengan rasa kopi favorit mu. Kopi pahit yang punya nama asing itu yang tak pernah ku ingat itu. Setelah pertemuan ini ... Setelah pertemuan ini, kemana kau akan pergi? Kemana kau akan pulang? Mengapa kau tak menanyakan dua hal itu padaku? Kau tak perlu bertanya: Puisi ini untuk ku atau siapa? Nanti saja ku jawab kalau puisi itu sudah jadi.  Atau tak jadi. Kalau tak jadi, itu lebih baik. Aku tak berhutang apapun padamu. Dan kau tak perlu menagih apapun ke aku. .... Kau ku bebaskan membanding bandingkan ku dengan segala perabot dan tetek bengek kenangan mu. @kampoengILMU 26/05/14