Penjual Buku dan Kehampaan Interaksi. *Dibuat dgn CHATGPT* Ada yang menarik dari sebuah toko buku kecil di sudut kota yang sepi. Rak-rak yang penuh dengan buku, berderet rapi, dan aroma kertas tua yang khas. Tapi ada sesuatu yang hilang di sini. Kehadiran para penjual buku yang, alih-alih menjadi jembatan antara karya sastra dan pembacanya, justru terjebak dalam kebisuan mereka sendiri. Penjual buku, dalam banyak hal, seharusnya menjadi pemandu wisata dalam dunia literasi. Mereka adalah orang-orang yang bisa menunjukkan jalan ke novel yang akan mengubah hidupmu, atau buku puisi yang akan menggetarkan hatimu. Namun, sayangnya, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk bersembunyi di balik meja kasir, asyik dengan ponsel mereka, atau sibuk dengan urusan pribadi yang jauh dari hiruk-pikuk dunia buku. Mengapa begitu sulit menemukan penjual buku yang benar-benar peduli? Mungkin karena mereka melihat pekerjaan ini sekadar sebagai pekerjaan, bukan panggilan. Mereka menjual buku seperti me
Kecantikan selalu menghunuskan pisau. seperti senja yang menancapkan satu jawaban yang tak mungkin bisa ku ucapkan lagi padamu. tak mungkin bisa ku tuliskan di lembaran pakaian dalam mu.