Mbuh wis pirang taon aku gak nekani
Bang2wetan, majlis maiyah surabaya, sing tiap puncak acaranya adalah pembacaan sholawat ke kanjeng nabi muhammad diselingi obrolan2 caknun tentang segala hal. Mulai dari budaya, tradisi, agama, pemikiran tokoh, dan tentu saja rasan2 politik yg sedang aktual.
Ketika sekeliling kita di penuhi dengan narasi yg seragam, kadang awakdewe perlu golek panggon sing bedo sing menawarkan hal2 baru. Pemikiran ato ceplosan2 narasi dari persepktif lain. Sebuah sudut pandang alternatif yg kadang bisa membuka cakrawala kita yg tertutup dgn hal2 monoton.
Di bang2wetan kadang kita bisa mendapatkan hal2 semacam itu. Sebuah kacamata yg lain utk melihat hal yang sama yg kemudian memicu penalaran kita utk mempertanyakan kebenaran dari narasi2 umum yg telah menyebar dan dianggap sebuah kebenaran yg "wajib" kita terima dan sepakati
Aku gak nekani bang2wetan karena aku sadar tiap2 apa atau siapa saja yg kita kagumi selama itu bukan KANJENG NABI MUHAMMAD S.A.W, punya kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan itu kadang tak bisa kita lihat secara adil kalo kita tak mengambil jarak untuk sekedar mengamati, menalar, dan mengambil kesimpulan segala tindak tanduk mereka mereka yang kita kagumi.
Salah siji pilihan gae jukuk jarak karo
Caknun sing selama iki tak kagumi baik
Tulisan dan perilaku ne adalah berhenti sementara, gak nekani, majlis maiyahan bang2wetan.
Dari mengambil jarak ini, aku menyaring sendiri pemikiran2 apa yg aku setujui dari caknun dan apa yg harusnya aku pertanyakan ulang. Harus aku cari jawaban nya sendiri di luar majelis dan tanpa intervensi dari cak nun.
Gak semua hal yg di ucapkan oleh beliau
Aku setuju. Gak semua yg beliau lakukan
Aku setujui.
Melok bang2wetan ae aku yo jek tas2an ae Lek di banding karo aku moco buku2ne caknun sing wis tak woco pas aku sek SMA.
klo gak salah bukune caknun sing tak woco pertama kali secara intens dan khatam iku buku judule ANGGUKAN RITMIS KAKI SANG KIAI.
... bukune koncoku, tak silih tapi gk tak balekno .
Bang2wetan, majlis maiyah surabaya, sing tiap puncak acaranya adalah pembacaan sholawat ke kanjeng nabi muhammad diselingi obrolan2 caknun tentang segala hal. Mulai dari budaya, tradisi, agama, pemikiran tokoh, dan tentu saja rasan2 politik yg sedang aktual.
Ketika sekeliling kita di penuhi dengan narasi yg seragam, kadang awakdewe perlu golek panggon sing bedo sing menawarkan hal2 baru. Pemikiran ato ceplosan2 narasi dari persepktif lain. Sebuah sudut pandang alternatif yg kadang bisa membuka cakrawala kita yg tertutup dgn hal2 monoton.
Di bang2wetan kadang kita bisa mendapatkan hal2 semacam itu. Sebuah kacamata yg lain utk melihat hal yang sama yg kemudian memicu penalaran kita utk mempertanyakan kebenaran dari narasi2 umum yg telah menyebar dan dianggap sebuah kebenaran yg "wajib" kita terima dan sepakati
Aku gak nekani bang2wetan karena aku sadar tiap2 apa atau siapa saja yg kita kagumi selama itu bukan KANJENG NABI MUHAMMAD S.A.W, punya kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan itu kadang tak bisa kita lihat secara adil kalo kita tak mengambil jarak untuk sekedar mengamati, menalar, dan mengambil kesimpulan segala tindak tanduk mereka mereka yang kita kagumi.
Salah siji pilihan gae jukuk jarak karo
Caknun sing selama iki tak kagumi baik
Tulisan dan perilaku ne adalah berhenti sementara, gak nekani, majlis maiyahan bang2wetan.
Dari mengambil jarak ini, aku menyaring sendiri pemikiran2 apa yg aku setujui dari caknun dan apa yg harusnya aku pertanyakan ulang. Harus aku cari jawaban nya sendiri di luar majelis dan tanpa intervensi dari cak nun.
Gak semua hal yg di ucapkan oleh beliau
Aku setuju. Gak semua yg beliau lakukan
Aku setujui.
Melok bang2wetan ae aku yo jek tas2an ae Lek di banding karo aku moco buku2ne caknun sing wis tak woco pas aku sek SMA.
klo gak salah bukune caknun sing tak woco pertama kali secara intens dan khatam iku buku judule ANGGUKAN RITMIS KAKI SANG KIAI.
... bukune koncoku, tak silih tapi gk tak balekno .
Entah pirang buku sing wis di tulis caknun.
Gak termasuk tulisan2ne sing nang situs2 online dan yang tak sempat di bukukan.
Lek awakmu moco tulisan2ne caknun, awakmu bakal ngerti, kalian bakal paham seperti apa pemikiran caknun. Narasi2 alternatif apa yg hendak di paparkan oleh caknun.
Spektrum pemikiran caknun mungkin hanya bisa di lampaui oleh segelintir orang di negara ini.
Pemikiran nya terentang mulai dari budaya, agama, tradisi, sosial masyarakat, filsafat2 politik bahkan mungkin soal2 klenik yang hendak di carikan rasionalitas nya oleh cak nun.
Begitu luas ....
Dan sekarang, sekarang ini tahun 2023 masih menginjak bulan pertama di pertengahan bulan, segerombolan org2 yg mungkin kenal dgn caknun tapi hanya sekedar kenal beliau dari katanya2 saja.
Atau dari bisik2 tetangga soal siapa caknun, caknun itu begini begini dan begitu,
Ujug2 mengumpat dan menghina caknun hanya gara2 sikap kritis nya beliau ke salah satu simbol negara.
Mungkin bukan sikap kritis, tapi penghinaan gara2 beliau menyebut simbol negara itu sebagai fir'aun.
What the suuuu ....!!!!
Penghinaan pada simbol
Negara ???!!!
Sejak kapan penghinaan terhadap simbol negara ini begitu menarik perhatian kita seolah2 kita pemuja garis keras simbol negara yg bahkan mungkin di rumah kita sendiri sama sekali tak ada potret sang simbol negara itu !!!!!
Ohh yaaa .....
Sejak negara kita di pecahbelah oleh
Politik identitas tai asu yang membedakan kita menjadi dua kubu:
KAU KADRUNNN....
AKU CEBONG ....
yang tak memihak pemerintah dan gemar menghina2 simbol2 negara adalah :
KADRUN !!!!!
yang pro pemerintah dan penjilat simbol2
Negara adalah :
CEBONG !!!!
Seolah2 tak ada kubu lain selain 2 kubu itu.
Seolah2 semua orang telah terhipnotis politik2 bejat yang di narasikan oleh kedua pihak.
Seolah2 jika aku BENCI KADRUN maka aku CEBONG.
Seolah2 kalo TEMAN MUSUH KU ADALAH MUSUH KU.
Gerombolan2 itu mengandaikan bahwa tak ada orang yg pemikiran nya bersih dari politik politik najis.
....
Come on gesss...
Ndelok yutub ojok cumak pidato2 pimpinan partai karo tikungan tajam sing nggarai mobil mogok tok !!!
Belajar sejarah ...
Usia caknun wis piro?
Beliau hidup sudah ada berapa presiden yang menjabat?
Dimana caknun waktu soeharto lengser?
Dimana caknun pas gus dur lengser?
Klo cuman mau kecipratan kue kekuasaan,
Dari dulu gak perlu dukungan dari siapapun, cak nun lebih dari bisa.
KAK ISOK'EN ....
lah kok sekarang narasi yg dibangun adalah :
Caknun menghina simbol negara karena beliau mendukung dan hendak menaikkan salah satu tokoh menjadi capres di pemilu berikut nya !!!!
Okelah kalo misal gerombolan yang menghina caknun itu sudah ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN. Sekedar mengingatkan caknun kalo beliau itu salah. Gk pantas seorang caknun ngomong begitu kepada simbol negara. Apalagi disamakan dengan fir'aun .
Kalo lah misal begitu..
Okelah ....
Tapi klo anda menghina caknun hanya karena anda marah junjungan anda dihina,
Ato ada tendensi kebencian pada salahsatu tokoh yg hendak maju menjadi presiden, ya anda itu kekanak kanakan !!!
Anda hanya HENDAK MEMUASKAN EGO POLITIK ANDA DENGAN MENGORBANKAN SESEORANG YANG MUNGKIN SUDAH TAK PUNYA SYAHWAT PADA KEKUASAAN.
Gak termasuk tulisan2ne sing nang situs2 online dan yang tak sempat di bukukan.
Lek awakmu moco tulisan2ne caknun, awakmu bakal ngerti, kalian bakal paham seperti apa pemikiran caknun. Narasi2 alternatif apa yg hendak di paparkan oleh caknun.
Spektrum pemikiran caknun mungkin hanya bisa di lampaui oleh segelintir orang di negara ini.
Pemikiran nya terentang mulai dari budaya, agama, tradisi, sosial masyarakat, filsafat2 politik bahkan mungkin soal2 klenik yang hendak di carikan rasionalitas nya oleh cak nun.
Begitu luas ....
Dan sekarang, sekarang ini tahun 2023 masih menginjak bulan pertama di pertengahan bulan, segerombolan org2 yg mungkin kenal dgn caknun tapi hanya sekedar kenal beliau dari katanya2 saja.
Atau dari bisik2 tetangga soal siapa caknun, caknun itu begini begini dan begitu,
Ujug2 mengumpat dan menghina caknun hanya gara2 sikap kritis nya beliau ke salah satu simbol negara.
Mungkin bukan sikap kritis, tapi penghinaan gara2 beliau menyebut simbol negara itu sebagai fir'aun.
What the suuuu ....!!!!
Penghinaan pada simbol
Negara ???!!!
Sejak kapan penghinaan terhadap simbol negara ini begitu menarik perhatian kita seolah2 kita pemuja garis keras simbol negara yg bahkan mungkin di rumah kita sendiri sama sekali tak ada potret sang simbol negara itu !!!!!
Ohh yaaa .....
Sejak negara kita di pecahbelah oleh
Politik identitas tai asu yang membedakan kita menjadi dua kubu:
KAU KADRUNNN....
AKU CEBONG ....
yang tak memihak pemerintah dan gemar menghina2 simbol2 negara adalah :
KADRUN !!!!!
yang pro pemerintah dan penjilat simbol2
Negara adalah :
CEBONG !!!!
Seolah2 tak ada kubu lain selain 2 kubu itu.
Seolah2 semua orang telah terhipnotis politik2 bejat yang di narasikan oleh kedua pihak.
Seolah2 jika aku BENCI KADRUN maka aku CEBONG.
Seolah2 kalo TEMAN MUSUH KU ADALAH MUSUH KU.
Gerombolan2 itu mengandaikan bahwa tak ada orang yg pemikiran nya bersih dari politik politik najis.
....
Come on gesss...
Ndelok yutub ojok cumak pidato2 pimpinan partai karo tikungan tajam sing nggarai mobil mogok tok !!!
Belajar sejarah ...
Usia caknun wis piro?
Beliau hidup sudah ada berapa presiden yang menjabat?
Dimana caknun waktu soeharto lengser?
Dimana caknun pas gus dur lengser?
Klo cuman mau kecipratan kue kekuasaan,
Dari dulu gak perlu dukungan dari siapapun, cak nun lebih dari bisa.
KAK ISOK'EN ....
lah kok sekarang narasi yg dibangun adalah :
Caknun menghina simbol negara karena beliau mendukung dan hendak menaikkan salah satu tokoh menjadi capres di pemilu berikut nya !!!!
Okelah kalo misal gerombolan yang menghina caknun itu sudah ADIL SEJAK DALAM PIKIRAN. Sekedar mengingatkan caknun kalo beliau itu salah. Gk pantas seorang caknun ngomong begitu kepada simbol negara. Apalagi disamakan dengan fir'aun .
Kalo lah misal begitu..
Okelah ....
Tapi klo anda menghina caknun hanya karena anda marah junjungan anda dihina,
Ato ada tendensi kebencian pada salahsatu tokoh yg hendak maju menjadi presiden, ya anda itu kekanak kanakan !!!
Anda hanya HENDAK MEMUASKAN EGO POLITIK ANDA DENGAN MENGORBANKAN SESEORANG YANG MUNGKIN SUDAH TAK PUNYA SYAHWAT PADA KEKUASAAN.
Komentar
Posting Komentar